Olahraga
UEA Mengikuti Protes Irak ke AFC Terkait Penunjukan Tuan Rumah untuk Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026
Di tengah kekhawatiran yang meningkat, UEA bergabung dengan Irak dalam memprotes pemilihan tuan rumah AFC untuk kualifikasi Piala Dunia, mempertanyakan keadilan dan transparansi dalam proses tersebut. Apa yang akan menjadi hasilnya?

Saat hitung mundur menuju kualifikasi Piala Dunia 2026 semakin memanas, kami mendapati Uni Emirat Arab (UEA) bergabung dengan Irak dalam mengangkat kekhawatiran signifikan kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) mengenai transparansi dalam pemilihan negara tuan rumah. Ini bukan sekadar isu kecil; ini menyentuh inti dari keadilan bermain dan integritas dalam sepak bola internasional.
Asosiasi Sepak Bola UEA telah mengambil langkah tegas dengan secara resmi memprotes kepada AFC, menegaskan bahwa pemilihan negara tuan rumah harus bebas dari bias dan nepotisme.
Keluhan UEA menyoroti poin penting: Qatar dan Arab Saudi, keduanya calon tuan rumah, juga bersaing dalam kualifikasi. Peran ganda ini menimbulkan kekhawatiran tentang transparansi. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa proses pemilihan adil ketika negara tuan rumah juga menjadi pemain dalam kompetisi? Situasi ini menekankan perlunya mekanisme yang jelas dan tidak memihak dalam pemilihan tuan rumah.
Kami ingin melihat proses yang menjamin keadilan bagi semua negara yang terlibat, bukan yang memihak pada beberapa negara tertentu berdasarkan kedekatan geografis atau hubungan politik.
Selain itu, UEA menegaskan keunggulan mereka sebagai negara tuan rumah. Dengan menempati posisi ketiga di grup kualifikasi mereka dengan 15 poin, mereka berargumen bahwa mereka telah menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan peserta playoff lainnya. Performa ini harus dipertimbangkan secara serius dalam penentuan hak menjadi tuan rumah.
Kami percaya bahwa proses penunjukan tuan rumah harus didasarkan pada prestasi olahraga dan kompetisi yang adil, bukan hanya kenyamanan geografis atau intrik politik.
Waktu sangat mendesak, dengan pengundian pengelompokan dan penetapan negara tuan rumah dijadwalkan pada 17 Juli 2025. Mendesaknya situasi ini memperkuat tuntutan kami untuk kejelasan dalam proses pemilihan tuan rumah.
Kami tidak bisa membiarkan ketidakjelasan merusak integritas turnamen. AFC dan FIFA memiliki peran penting dalam memastikan bahwa pemilihan tuan rumah dilakukan secara transparan dan adil. Permintaan resmi UEA untuk netralitas adalah pengingat tepat waktu tentang prinsip-prinsip yang harus menjadi dasar dalam acara olahraga internasional.
Seiring kita mendekati kualifikasi, mari bersatu menyuarakan perlunya proses pemilihan tuan rumah yang transparan. Ini bukan hanya tentang UEA atau Irak; ini tentang menjunjung tinggi nilai keadilan dan integritas dalam sepak bola.
Kita semua berhak mendapatkan turnamen yang mencerminkan semangat kompetisi sejati, di mana setiap negara memiliki kesempatan yang sama untuk bersinar, baik di lapangan maupun di luar lapangan.