Infrastruktur
Medan Dan Transformasi Infrastruktur Berkelanjutan – Jalan Dan Pelabuhan
Hadirnya transformasi infrastruktur berkelanjutan di Medan, dari jalan hingga pelabuhan, menawarkan tantangan dan peluang. Bagaimana ini akan mengubah masa depan Medan?
Saat Anda mempertimbangkan transformasi yang sedang berlangsung di Medan, fokus pada infrastruktur berkelanjutan, khususnya jalan dan pelabuhan, tidak dapat diabaikan. Peningkatan Jalan Tol Indrapuri-Blang Binnang dan Pelabuhan Belawan sedang merombak logistik dan konektivitas regional dengan memperhatikan praktik ramah lingkungan. Pengembangan ini bukan hanya tentang pertumbuhan ekonomi; ini tentang menyelaraskan dengan nilai-nilai komunitas dan tujuan keberlanjutan. Namun, tantangan dan peluang apa yang dihadirkan transformasi ini bagi masa depan Medan? Mari kita jelajahi dinamika rumit yang terjadi dan bagaimana mereka dapat mendefinisikan ulang lanskap wilayah tersebut.
Dampak Infrastruktur Transportasi
Transformasi infrastruktur transportasi Medan sedang mengubah konektivitas dan lanskap ekonomi wilayah tersebut. Ketika Anda melihat Jalan Tol Indrapuri-Blang Binnang, Anda akan melihat bagaimana jalan ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi transportasi dengan mengurangi waktu perjalanan, yang sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi. Ini bukan hanya tentang membuat perjalanan lebih nyaman; ini tentang menciptakan efek berantai yang meningkatkan perdagangan lokal dan membuka peluang bisnis baru. Dengan meningkatkan konektivitas, Medan sedang menyiapkan panggung untuk meningkatkan perdagangan dan lingkungan ekonomi yang lebih dinamis. Revitalisasi bandara, termasuk 25 bandara baru dan peningkatan di 38 bandara yang sudah ada dari tahun 2015 hingga 2023, secara signifikan meningkatkan kapasitas. Ekspansi ini mendukung peningkatan volume penumpang, memastikan bahwa orang dan barang dapat bergerak lebih efisien di seluruh wilayah. Akibatnya, Anda dapat mengharapkan lonjakan dalam kegiatan ekonomi, karena bisnis mendapatkan keuntungan dari akses yang lebih mudah ke pasar dan sumber daya. Selain itu, integrasi Sistem Transportasi Cerdas (ITS) bertujuan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, lebih meningkatkan efisiensi transportasi. Fokus pada peningkatan visibilitas merek dan kehadiran online juga berperan dalam meningkatkan kegiatan ekonomi dengan memperbaiki jangkauan dan pengakuan bisnis lokal.
Peningkatan Jalan dan Pelabuhan
Beberapa perkembangan kunci sedang berlangsung saat Medan fokus pada peningkatan jalan dan pelabuhan untuk meningkatkan infrastruktur ekonominya.
Dengan membangun Jalan Tol Indrapuri-Blang Binnang, Medan akan mendapatkan manfaat besar dari jalan tol ini. Jalan baru ini akan meningkatkan konektivitas, mengurangi waktu perjalanan, dan pada akhirnya merangsang ekonomi lokal dan perdagangan. Seiring dengan efisiensi perjalanan yang meningkat, Anda akan melihat logistik yang lebih lancar dan akses yang lebih besar ke wilayah sekitarnya, yang sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi.
Pada saat yang sama, peningkatan di Pelabuhan Belawan sangat penting. Dengan kapasitas saat ini sebesar 700.000 TEUs, rencana sedang dilakukan untuk menggandakan ini menjadi 1,4 juta TEUs setiap tahun. Ekspansi ini akan mengatasi permintaan tinggi untuk ekspor dari Sumatera, meningkatkan efisiensi pelabuhan.
Penambahan Quay Container Cranes (QCC) dan Rubber Tyred Gantry Cranes (RTG) akan mengoptimalkan operasi, memastikan barang bergerak lebih cepat dan lebih andal melalui pelabuhan. Selain itu, Jalan Tol Cibitung-Cilincing akan mendukung perbaikan ini dengan memfasilitasi logistik dan transportasi.
Kolaborasi Pelindo dengan Otoritas Pelabuhan Johor dan mitra lainnya semakin mengintegrasikan Pelabuhan Belawan ke dalam jaringan perdagangan global, menjadikannya sebagai pusat logistik yang kompetitif. Selain itu, inisiatif pemerintah fokus pada solusi transportasi yang berkelanjutan dan efisien, yang sejalan dengan tujuan transformasi infrastruktur Medan.
Strategi Pembangunan Berkelanjutan
Saat Medan berfokus pada peningkatan jalan dan pelabuhannya, kota ini juga mengadopsi strategi pembangunan berkelanjutan yang menjanjikan manfaat jangka panjang bagi komunitas dan lingkungan.
Anda akan menemukan bahwa proyek infrastruktur Medan tidak hanya tentang meningkatkan konektivitas fisik tetapi juga tentang mendorong keterlibatan komunitas dan tanggung jawab lingkungan. Dengan target untuk meningkatkan 3.000 KM jalan pada akhir masa jabatan Wali Kota Bobby Nasution, Medan menetapkan preseden untuk konektivitas transportasi yang melayani semua orang secara efisien.
Transformasi di Pelabuhan Belawan, yang bertujuan untuk menggandakan kapasitasnya menjadi 1,4 juta TEU per tahun, adalah bukti komitmen Medan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Namun, strategi berkelanjutanlah yang benar-benar menonjol. Upaya Pelindo untuk merehabilitasi 31 hektar area mangrove menunjukkan komitmen kuat terhadap tanggung jawab lingkungan. Strategi pelabuhan hijau ini sangat penting dalam meminimalkan dampak lingkungan dari peningkatan aktivitas pelabuhan, memastikan bahwa peningkatan ekonomi tidak mengorbankan degradasi ekologi.
Selain itu, pembangunan Jalan Tol Indrapuri-Blang Binnang meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal sambil mengintegrasikan praktik berkelanjutan. Strategi branding yang dipikirkan dengan baik dapat secara signifikan berkontribusi pada meningkatkan identitas merek dan komunikasi visual, sejalan dengan tujuan Medan untuk pembangunan berkelanjutan.
Kesimpulan
Anda telah melihat bagaimana transformasi infrastruktur Medan membuka jalan bagi pembangunan berkelanjutan. Dengan Jalan Tol Indrapuri-Blang Binnang dan perluasan Pelabuhan Belawan, logistik dan konektivitas regional diharapkan meningkat secara dramatis. Tahukah Anda bahwa kapasitas pelabuhan diharapkan akan berlipat ganda, meningkatkan efisiensi perdagangan sambil mengintegrasikan praktik ramah lingkungan? Inisiatif ini bukan hanya tentang pertumbuhan ekonomi; ini tentang menyelaraskan dengan nilai-nilai komunitas dan memastikan masa depan yang lebih hijau bagi semua pihak yang terlibat.
Infrastruktur
Perusahaan Aguan Memegang Sertifikat HGB di Pagar Laut Tangerang, Berikut Faktanya
Yakin ingin mengetahui dampak sertifikat HGB PT Cahaya Inti Sentosa di Pagar Laut Tangerang? Temukan fakta-fakta penting yang terungkap di sini.
Perusahaan Aguan, PT Cahaya Inti Sentosa, memiliki sertifikat HGB penting untuk 20 bidang air di Pagar Laut, Tangerang. Sertifikasi ini menyoroti tantangan hukum dan ekonomi seputar penggunaan lahan pesisir. Seiring kepatuhan terhadap peraturan lokal menjadi kritis, komunitas menghadapi tekanan ekonomi, terutama nelayan lokal yang terdampak oleh pengembangan ini. Investigasi pemerintah terhadap keabsahan sertifikat ini telah dimulai, memunculkan pertanyaan tentang masa depan kepemilikan dan hak penggunaan lahan. Memahami dinamika ini sangat penting, dan kita baru saja menggarisbawahi kompleksitas situasi ini. Wawasan lebih lanjut menanti di depan.
Detail Sertifikasi HGB
Sertifikasi HGB memainkan peran penting dalam mengatur penggunaan lahan, khususnya di area pesisir. Sebagai contoh, PT Cahaya Inti Sentosa (CISN), anak perusahaan dari PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PIK 2), memegang sertifikasi HGB untuk 20 kavling air di wilayah pesisir Tangerang. Sertifikasi ini merupakan bagian dari proses HGB yang lebih luas yang memastikan lahan digunakan sesuai dengan peraturan lokal.
Secara total, 263 area air di Banten telah disertifikasi di bawah HGB, dengan PT Intan Agung Makmur mengelola 234 kavling tersebut.
Sertifikat HGB untuk area pesisir ini diterbitkan pada tahun 2025, yang membuka peluang untuk peninjauan kembali keabsahan mereka dalam lima tahun, terutama jika terdapat cacat prosedural. Pentingnya kepatuhan regulasi ditekankan dengan dimulainya proses HGB setelah persetujuan perencanaan tata ruang lokal pada Maret 2023.
Namun, konfirmasi Menteri Nusron Wahid terhadap sertifikat HGB di area Pagar Laut menimbulkan pertanyaan tentang legalitas dan kepemilikan mereka, yang semakin memperumit pemandangan penggunaan lahan di region pesisir ini. Saat kita mengeksplorasi detail ini, kita harus tetap waspada terhadap implikasi bagi pemilik lahan dan komunitas.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Menganalisis dampak ekonomi dan sosial dari sertifikasi HGB mengungkapkan tantangan signifikan bagi masyarakat lokal, terutama nelayan di Tangerang. Pembangunan pagar pantai telah memberlakukan pembatasan penangkapan ikan yang telah menyebabkan kerugian diperkirakan sebesar Rp8 miliar bagi nelayan lokal, yang secara langsung mengancam mata pencaharian mereka. Situasi ini menyoroti kesenjangan kekayaan yang semakin besar antara entitas korporat dan komunitas nelayan, meningkatkan kekhawatiran tentang ketahanan komunitas.
Penyelidikan hukum yang sedang berlangsung mengenai sertifikat HGB menambah lapisan kompleksitas lain, berpotensi mempengaruhi kepercayaan investor dan pengembangan ekonomi masa depan. Rencana pembongkaran pagar pantai yang dijadwalkan pada tanggal 22 Januari 2025, menawarkan sedikit harapan dengan mengembalikan akses ke area penangkapan ikan yang vital.
Untuk menggambarkan situasi lebih baik, kita dapat memeriksa tabel berikut:
Kategori Dampak | Deskripsi | Dampak Ekonomi |
---|---|---|
Pembatasan Penangkapan Ikan | Akses terbatas ke area penangkapan ikan tradisional | Kerugian Rp8 miliar |
Ketimpangan Kekayaan | Korporat vs. nelayan lokal | Peningkatan ketimpangan |
Ketahanan Komunitas | Tegangan pada ekonomi lokal | Keberlanjutan berkurang |
Penyelidikan Hukum | Kepercayaan dalam investasi | Masa depan yang tidak pasti |
Pembongkaran Pagar Pantai | Mengembalikan akses ke area penangkapan ikan | Pemulihan potensial |
Dampak-dampak ini mendorong kita untuk mempertimbangkan solusi berkelanjutan yang mengutamakan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
Penyelidikan dan Respons Pemerintah
Penyelidikan pemerintah mengenai masalah sertifikasi HGB yang melingkupi Desa Kohod semakin mendapatkan momentum seiring dengan tindakan tegas pejabat kunci untuk memastikan kepatuhan dan akuntabilitas.
Menteri Nusron Wahid telah menugaskan Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan untuk berkolaborasi dengan Badan Informasi Geospasial, dengan fokus pada verifikasi keabsahan sertifikat HGB terkait garis pantai. Pemeriksaan awal menunjukkan bahwa dokumen-dokumen tersebut berasal dari tahun 1982, dengan hasil yang diharapkan pada tanggal 21 Januari 2025.
Sementara itu, Menteri Kelautan, Sakti Wahyu Trenggono, telah meningkatkan masalah pagar laut kepada Presiden Prabowo Subianto untuk penyelidikan hukum, menekankan kebutuhan akan kejelasan tentang kepemilikan dan legalitas.
Penting untuk dicatat bahwa tindakan hukum yang dimulai oleh LBHAP PP Muhammadiyah dan berbagai LSM telah melibatkan delapan individu dan Grup Agung Sedayu, menyoroti tantangan yang berkelanjutan dalam pengelolaan pesisir.
- Proses verifikasi sangat penting untuk memastikan akuntabilitas pemerintah.
- Implikasi hukum dapat membentuk kembali kepemilikan tanah dan peraturan pesisir.
- Penghancuran struktur yang tidak berizin dijadwalkan pada tanggal 22 Januari 2025, mencerminkan tindakan penegakan hukum yang serius.
Perkembangan ini menandai titik kritis dalam menegakkan hukum dan melindungi hak-hak komunitas.
Infrastruktur
Komandan Militer Indonesia: Tanggul Laut Tangerang Akan Diperkuat untuk Kenyamanan Nelayan
Lihat bagaimana inisiatif militer Indonesia untuk memperkuat tembok laut Tangerang dapat mengubah kehidupan nelayan lokal dan memengaruhi ekonomi mereka ke depannya.
Kami memahami inisiatif militer Indonesia untuk memperkuat tanggul laut Tangerang, dengan fokus pada peningkatan akses nelayan lokal ke area penangkapan ikan yang vital bagi mereka. Keputusan ini muncul dari investigasi berkelanjutan yang mengungkapkan bahwa tanggul laut menghalangi rute penangkapan ikan, sehingga menghambat mata pencaharian lokal. Kolaborasi antara militer dan Kementerian Kelautan dan Perikanan sangat penting, karena mereka bertujuan untuk menyeimbangkan kebutuhan nelayan dengan perlindungan lingkungan yang diperlukan. Penguatan ini pada akhirnya dapat meningkatkan tingkat tangkapan dan pertumbuhan ekonomi untuk komunitas Tanjung Pasir. Untuk wawasan lebih lanjut mengenai dampak jangka panjang dari inisiatif ini, masih banyak yang dapat dijelajahi.
Latar Belakang Masalah Tembok Laut
Pagar laut misterius di dekat Ketapang, Tangerang, telah menimbulkan kekhawatiran yang signifikan di antara nelayan lokal dan anggota masyarakat, karena menghalangi akses mereka ke area penangkapan ikan yang vital.
Pagar sepanjang 30,16 km ini telah menyebabkan kontroversi pagar laut, menimbulkan pertanyaan tentang hak penangkapan ikan dan legalitas keberadaannya. Meskipun telah ada penyelidikan yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak 9 Januari, belum ada pemilik yang dapat diidentifikasi.
Pagar ini bertentangan dengan peraturan tentang pemanfaatan ruang laut publik, langsung berdampak pada mata pencaharian nelayan lokal. TNI telah menyatakan dukungan kuat untuk membongkar pagar tersebut guna mengembalikan akses ke area penangkapan ikan yang penting ini.
Seiring meningkatnya ketegangan, kejelasan mengenai kepemilikan dan penegakan hak penangkapan ikan tetap sangat penting untuk masa depan komunitas.
Koordinasi Pemerintah dan Tantangan
Meskipun urgensi untuk membongkar tembok laut Tangerang sangat terasa, kita juga harus mengakui kompleksitas yang terlibat dalam koordinasi pemerintah.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, telah mendesak agar penghancuran dihentikan, mengutip penyelidikan yang sedang berlangsung dan potensi implikasi hukum yang terkait dengan tembok laut tersebut.
Hal ini menyoroti ketegangan kritis antara direktif militer, seperti yang ditekankan oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan kebutuhan akan tanggapan pemerintah yang menyeluruh untuk menilai pertimbangan lingkungan dan hukum.
Saat kita menavigasi tantangan ini, menyeimbangkan kebutuhan segera dari nelayan lokal dengan kebutuhan akan akuntabilitas dan pengamanan lingkungan tetap menjadi hal yang sangat penting.
Kolaborasi efektif antara TNI AL dan KKP sangat penting untuk pendekatan yang bertanggung jawab terhadap masalah yang kompleks ini.
Dampak Komunitas dan Manfaat Ekonomi
Ketika kita mempertimbangkan dampak komunitas dan manfaat ekonomi dari pembongkaran tembok laut Tangerang, jelas bahwa keputusan ini memiliki potensi besar bagi nelayan lokal dan pekerja akuakultur.
Penghapusan penghalang ini akan sangat meningkatkan akses ke wilayah perikanan yang vital, langsung mendukung mata pencaharian mereka.
Berikut adalah beberapa poin penting untuk dipertimbangkan:
- Akses yang ditingkatkan dapat meningkatkan tingkat tangkapan bagi sekitar 3.888 nelayan lokal.
- Pertumbuhan ekonomi diantisipasi melalui peluang perikanan yang ditingkatkan.
- Inisiatif ini memperkuat keterlibatan komunitas dalam memulihkan sumber daya kelautan.
- Manfaat jangka panjang akan mendukung kondisi ekonomi umum komunitas Tanjung Pasir.
Bersama-sama, kita dapat merangkul perubahan ini, memastikan masa depan yang lebih cerah bagi komunitas perikanan kita dan vitalitas ekonomi mereka.
Infrastruktur
Alasan Mengapa Menteri Kelautan dan Perikanan Meminta untuk Tidak Membongkar Tanggul Laut Tangerang
Latar belakang penting di balik permintaan Menteri Kelautan dan Perikanan untuk tidak membongkar tembok laut Tangerang mengungkapkan isu yang lebih dalam dan kompleks.
Menteri Kelautan dan Perikanan mendesak kita untuk tidak membongkar tembok laut Tangerang karena beberapa alasan penting. Pertama, sangat penting untuk mempertahankan bukti bagi penyelidikan hukum yang sedang berlangsung terkait pembangunannya yang tidak memiliki izin yang diperlukan. Kedua, membongkar tembok saat ini bisa merusak ekosistem laut setempat, yang menghadapi ancaman dari proyek-proyek tidak resmi. Selain itu, keterlibatan nelayan lokal menekankan betapa pentingnya masalah ini bagi komunitas. Pada akhirnya, kita harus memprioritaskan kejelasan hukum dan integritas lingkungan sebelum melakukan tindakan drastis. Jika kita menelusuri lebih lanjut, kita akan mengungkap lebih banyak lapisan dari situasi mendesak ini dan implikasinya untuk masa depan.
Pentingnya Investigasi yang Sedang Berlangsung
Dalam penyelidikan yang sedang berlangsung mengenai dinding laut Tangerang, kita tidak bisa mengabaikan pentingnya melestarikan bukti yang ada. Dinding laut bambu, yang membentang lebih dari 30 kilometer, sangat penting untuk memahami legalitas pemasangan berdasarkan Undang-Undang Cipta Kerja. Dengan mempertahankan struktur ini tetap utuh, kita memastikan bahwa prosedur penyelidikan dapat efektif mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab atas proyek yang dianggap ilegal ini.
Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, menekankan bahwa setiap pembongkaran harus menunggu sampai proses hukum menjelaskan ukuran pertanggungjawaban. Pendekatan ini memperkuat komitmen kita terhadap transparansi dan keadilan. Kita harus menuntut pertanggungjawaban individu, terutama ketika nelayan lokal terlibat, namun beberapa di antaranya gagal merespons pemanggilan.
Seiring kita mendalami penyelidikan ini, kita diingatkan bahwa melestarikan bukti tidak hanya tentang dinding laut itu sendiri; ini tentang melindungi masa depan bersama kita. Memastikan bahwa kehati-hatian diikuti dalam penyelidikan ini memungkinkan kita untuk membela hak dan kebebasan kita.
Kita berhak mengetahui siapa yang berada di balik keputusan-keputusan ini, dan melestarikan bukti merupakan langkah dasar menuju pencapaian kejelasan dan pertanggungjawaban tersebut.
Pertimbangan Hukum dan Regulasi
Lanskap hukum dan regulasi yang mengelilingi tembok laut Tangerang ini kompleks dan sangat penting untuk memastikan akuntabilitas dalam penyelidikan yang sedang berlangsung. Saat kita menggali implikasi hukumnya, terlihat jelas bahwa pemasangan tembok laut ini tidak memiliki izin yang diperlukan seperti yang diwajibkan oleh Undang-Undang Cipta Kerja, yang mengatur bahwa semua konstruksi maritim harus mematuhi regulasi perencanaan ruang. Pengabaian ini bisa mengakibatkan konsekuensi serius bagi mereka yang terlibat.
Sebelum ada pembongkaran, kita harus mengidentifikasi pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pemasangan tembok tersebut. Langkah ini penting untuk menegakkan prinsip-prinsip keadilan dan memastikan bahwa semua yang terlibat dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menekankan pentingnya menjaga kejelasan dalam masalah ini untuk melindungi integritas proses hukum.
Selain itu, Kementerian berencana untuk memberlakukan sanksi administratif terhadap mereka yang melanggar regulasi konstruksi. Dengan menunda pembongkaran, kita memungkinkan pemeriksaan menyeluruh terhadap situasi, memastikan bahwa setiap persyaratan prosedural terpenuhi.
Pendekatan ini tidak hanya melindungi akuntabilitas hukum, tetapi juga mencerminkan komitmen kami untuk menegakkan negara hukum dalam upaya pengembangan pesisir kita.
Penilaian Dampak Lingkungan
Pembangunan pembatas laut di Tangerang menimbulkan ancaman besar bagi ekosistem laut kita, memunculkan kekhawatiran mendesak yang memerlukan penilaian dampak lingkungan yang komprehensif. Saat kita menggali masalah ini, kita harus mengakui peran kritis penilaian ini dalam melindungi keanekaragaman hayati laut kita.
Pemasangan pembatas bambu telah memicu kekhawatiran, terutama karena berada dalam area konservasi yang ditetapkan. Saat ini, Kementerian Lingkungan sedang melakukan evaluasi untuk menilai kerusakan yang ditimbulkan pada habitat lokal.
Penting bagi kita untuk memahami risiko yang terlibat, karena pembatas tersebut belum menunjukkan manfaat lingkungan apa pun. Sebaliknya, hal ini menyoroti kebutuhan mendesak akan strategi konservasi yang efektif untuk melindungi kehidupan laut kita.
Selain itu, ketiadaan izin kesesuaian lahan untuk konstruksi ini memperumit kepatuhan dan menimbulkan pertanyaan tentang akuntabilitas. Tanpa izin tersebut, kita membahayakan keseimbangan ekosistem kita, yang dapat mengakibatkan konsekuensi jangka panjang.
Kita harus mendukung penilaian dampak lingkungan yang menyeluruh, memastikan bahwa semua konstruksi laut mematuhi regulasi yang dirancang untuk melindungi lautan kita. Dengan demikian, kita dapat membina hubungan yang lebih berkelanjutan dengan lingkungan laut kita, menjaga keindahan dan keanekaragaman hayati mereka untuk generasi yang akan datang.
-
Tak Berkategori1 hari ago
Pembunuhan Seorang Satpam di Bogor, Anak Majikan Menawarkan Rp 5 Juta untuk Menyelesaikan Kasus
-
Pemilu2 minggu ago
Politik di Medan 2025 – Tren dan Koalisi Baru yang Mempengaruhi Pemilihan
-
Infrastruktur2 hari ago
Komandan Militer Indonesia: Tanggul Laut Tangerang Akan Diperkuat untuk Kenyamanan Nelayan
-
Pariwisata2 minggu ago
Turis Internasional Sambut Destinasi Baru Medan Pada Tahun 2025
-
Ekonomi2 minggu ago
Pertumbuhan Ekonomi Medan Didorong oleh Inovasi dan UMKM Lokal
-
Kelapa Sawit2 minggu ago
Industri Minyak Sawit Medan – Meningkatkan Standar Produksi Berkelanjutan
-
Tak Berkategori3 hari ago
Momen Legendaris dalam Karir Denis Law Bersama MU
-
Startup1 minggu ago
Medan Tech Summit 2025 – Sebuah Pertemuan untuk Startup dan Investor