Connect with us

Ekonomi

Kementerian Keuangan Mengumpulkan Rp32,32 Triliun dari Pajak Netflix dan Pinjaman Online

Berkat peningkatan kepatuhan pajak, Kementerian Keuangan berhasil mengumpulkan Rp32,32 triliun dari layanan digital, namun apa dampaknya bagi ekonomi kita?

tax revenue from online services

Kementerian Keuangan berhasil mengumpulkan Rp32,32 triliun pajak dari layanan digital, termasuk Netflix dan pinjaman online. Pencapaian ini mencerminkan peningkatan kepatuhan pajak yang signifikan di antara penyedia digital, dengan e-commerce sendiri menyumbang Rp25,35 triliun melalui Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Sektor fintech dan cryptocurrency juga menambahkan aliran pendapatan, menandakan lanskap digital yang dinamis. Fokus pemerintah untuk meningkatkan strategi pengumpulan pajak kemungkinan akan memperkuat tren ini lebih lanjut. Saat kita mengeksplorasi implikasi dari kontribusi ini, kita akan menemukan lebih banyak tentang bagaimana pencapaian ini mempengaruhi ekonomi kita dan kebijakan pajak di masa depan.

Ikhtisar Pendapatan Pajak

Dalam menganalisis tren terkini dalam penerimaan pajak, terlihat bahwa per tanggal 31 Desember 2024, ekonomi digital telah menghasilkan kumpulan pajak yang substansial sebesar Rp32,32 triliun. Angka yang mengesankan ini menandai pergeseran signifikan dalam kepatuhan pajak di antara penyedia layanan digital, terutama dari sektor seperti layanan streaming dan pinjaman online.

Secara khusus, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari layanan digital menyumbang Rp25,35 triliun, menekankan efektivitas tindakan regulasi yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan. Pertumbuhan koleksi PPN dari operator perdagangan elektronik (PMSE) sangat mencolok, melonjak dari Rp731,4 miliar di tahun 2020 menjadi Rp8,44 triliun di tahun 2024.

Langkah strategis pemerintah dalam menunjuk 211 operator PMSE sebagai pengumpul pajak telah memainkan peran krusial dalam memastikan bahwa penyedia layanan digital internasional, termasuk raksasa seperti Amazon dan Pearson Education, memberikan kontribusi yang adil.

Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan pendapatan tetapi juga mendorong kesetaraan lapangan bermain bagi semua bisnis dalam ekonomi digital.

Saat kita terus menjajaki jalur baru untuk penerimaan pajak digital, penting untuk menjaga lingkungan kompetitif yang adil yang menguntungkan baik konsumen maupun penyedia layanan.

Rincian Kontribusi Pajak Digital

Ketika kita melihat rincian kontribusi pajak digital, jelas bahwa berbagai sektor telah berdampak signifikan terhadap total pendapatan. Pertumbuhan e-commerce dalam ekonomi kita sangat mencolok, dengan operator perdagangan elektronik menghasilkan hingga Rp25,35 triliun dalam Pajak Pertambahan Nilai (PPN) saja. Angka yang luar biasa ini menyoroti peningkatan kepatuhan dan tingkat transaksi digital di antara bisnis dan konsumen.

Sementara itu, dampak cryptocurrency juga patut dicatat. Pajak pendapatan dari cryptocurrency mencapai Rp1,09 triliun, menunjukkan ekspansi pasar dan upaya pengumpulan kami yang berhasil sejak 2022. Ini tidak hanya menunjukkan popularitas mata uang digital yang meningkat tetapi juga kemampuan kami untuk beradaptasi dan mengintegrasikannya ke dalam kerangka kerja pajak.

Selain itu, layanan fintech, khususnya peer-to-peer (P2P) lending, menambahkan Rp3,03 triliun ke pendapatan pajak kami, mencerminkan pentingnya sektor ini dalam lanskap keuangan.

Terakhir, kami mengumpulkan Rp2,85 triliun dari transaksi pengadaan pemerintah melalui sistem SIPP, yang menekankan sumber pendapatan yang beragam dalam ekonomi digital.

Bersama-sama, sektor-sektor ini menggambarkan ekonomi digital yang dinamis yang memberikan kontribusi substansial terhadap total pendapatan pajak kita, membuka jalan untuk pertumbuhan dan inovasi di masa depan.

Strategi Pengumpulan Pajak Masa Depan

Ketika kita melihat ke depan, pemerintah kita akan mengimplementasikan beberapa strategi kunci yang bertujuan untuk meningkatkan pemungutan pajak dari ekonomi digital yang sedang berkembang pesat. Dengan terus menunjuk operator PMSE untuk pemungutan pajak, kita dapat meningkatkan pendapatan dari penyedia layanan digital internasional.

Kami menargetkan sektor seperti e-commerce, cryptocurrency, dan fintech, di mana pertumbuhannya signifikan. Fokus kami akan meluas terhadap pemungutan pajak dari transaksi aset kripto dan pembayaran bunga dari pinjaman fintech. Pendekatan ini tidak hanya mendiversifikasi sumber pendapatan kami tetapi juga mempromosikan kepatuhan digital di antara bisnis yang beroperasi di sektor-sektor ini.

Kami mengakui kebutuhan untuk menciptakan lingkungan kompetitif yang adil antara perusahaan konvensional dan digital, memastikan bahwa tidak ada yang dirugikan. Penyesuaian berkelanjutan terhadap kebijakan pajak akan memainkan peran krusial dalam memaksimalkan efisiensi pemungutan.

Kami bertekad untuk terus mengevaluasi struktur pajak kami secara berkelanjutan, beradaptasi dengan sifat dinamis dari ekonomi digital. Kolaborasi dengan entitas digital sangat penting; dengan bekerja sama, kita dapat meningkatkan kepatuhan pajak dan meningkatkan kesadaran tentang kewajiban pajak.

Melalui strategi-strategi ini, kami bertujuan untuk memanfaatkan potensi penuh dari ekonomi digital sambil memastikan pendekatan yang adil dan seimbang dalam perpajakan.

Ekonomi

Modal Rp10 Juta: Haruskah Saya Membeli Sukuk Ritel, Saham, atau Emas?

Menavigasi pilihan investasi dengan Rp10 juta: apakah Anda harus memilih Sukuk Ritel, saham, atau emas? Temukan opsi mana yang sesuai dengan tujuan keuangan Anda.

panduan analisis opsi investasi

Saat mempertimbangkan cara menginvestasikan Rp10 juta, kita mungkin bertanya-tanya: opsi mana yang benar-benar sesuai dengan tujuan keuangan kita? Dengan berbagai strategi investasi yang tersedia, penting untuk melakukan penilaian risiko secara menyeluruh agar kita dapat menentukan apa yang sesuai dengan kebutuhan pribadi kita.

Sukuk Ritel SR022 menonjol sebagai pilihan yang andal, menawarkan imbal hasil tetap sebesar 6,45% per tahun selama tenor tiga tahun. Investasi ini menjamin pembayaran kupon bulanan, memberikan aliran pendapatan yang dapat diprediksi. Bagi kita yang mencari stabilitas dan risiko yang lebih rendah, Sukuk Ritel bisa menjadi pilihan yang bijak. Hal ini memungkinkan kita menghindari ketidakpastian fluktuasi pasar, sehingga investasi kita tumbuh secara stabil dari waktu ke waktu.

Namun, penting untuk diakui bahwa meskipun imbal hasil tetap ini menarik, mungkin tidak mampu mengimbangi inflasi atau memberikan pertumbuhan agresif seperti yang diinginkan beberapa investor.

Di sisi lain, pasar saham menawarkan peluang investasi yang lebih dinamis. Saat ini, IHSG menunjukkan pertumbuhan yang moderat sebesar 0,88% sejak awal tahun. Namun, perlu dicatat bahwa saham perbankan besar mengalami kenaikan signifikan sebesar 5,55% pada Mei 2025 saja.

Investasi di saham dapat menawarkan pengembalian yang lebih tinggi, tetapi juga disertai dengan volatilitas yang meningkat. Jika kita cenderung mengambil risiko dan memiliki kapasitas untuk menghadapi fluktuasi pasar, saham mungkin memberikan potensi kebebasan finansial yang lebih besar.

Kemudian, emas, yang tahun ini muncul sebagai investasi paling menguntungkan, mengalami apresiasi sebesar 26% menjadi US$3.313,94 per troy ounce. Emas tidak hanya berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi juga sebagai penyangga terhadap volatilitas pasar.

Mengingat tren saat ini, berinvestasi Rp10 juta dalam emas dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp2,6 juta, menjadikannya opsi yang menarik bagi kita yang bersedia menghadapi risiko lebih tinggi demi potensi pengembalian yang lebih besar.

Pada akhirnya, keputusan bergantung pada toleransi risiko dan tujuan investasi kita. Sukuk Ritel menawarkan pengembalian yang aman dan dapat diprediksi, sementara emas dan saham menawarkan peluang untuk keuntungan yang lebih tinggi dengan risiko yang lebih besar pula.

Menyeimbangkan faktor-faktor ini sangat penting agar investasi kita sesuai dengan aspirasi keuangan kita. Dengan menilai prioritas secara hati-hati, kita dapat membuat pilihan yang tepat dan menuju kebebasan finansial.

Continue Reading

Ekonomi

Sri Mulyani Mengangkat Direktur Jenderal Pajak dan Direktur Jenderal Bea dan Cukai di Kementerian Keuangan Esok Hari

Perubahan kepemimpinan utama di Kementerian Keuangan berjanji akan membentuk ulang operasi perpajakan dan bea cukai; temukan bagaimana penunjukan ini akan mempengaruhi ekonomi.

direktur pajak dan bea cukai ditunjuk

Sri Mulyani Indrawati akan merombak kepemimpinan di Kementerian Keuangan dengan mengangkat Bimo Wijayanto sebagai Direktur Jenderal Pajak yang baru dan Letjen Djaka Budi Utama sebagai Direktur Jenderal Bea dan Cukai pada tanggal 23 Mei 2025. Peristiwa ini menandai momen penting dalam upaya berkelanjutan Kementerian untuk meningkatkan administrasi pajak dan melaksanakan reformasi di bidang kepabeanan.

Seiring kita menantikan pelantikan tersebut, jelas bahwa pengangkatan ini lebih dari sekadar pergantian personel; mereka melambangkan sebuah langkah strategis yang bertujuan memperkuat infrastruktur keuangan di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Bimo Wijayanto datang menggantikan Suryo Utomo, dan latar belakangnya menunjukkan bahwa dia sangat mampu menghadapi tantangan modernisasi proses perpajakan. Pengangkatannya menandai fokus baru terhadap efisiensi dan transparansi dalam administrasi pajak.

Kita tahu bahwa wajib pajak semakin mengharapkan pengalaman yang lancar, dan dengan Bimo di pucuk pimpinan, kita dapat mengharapkan strategi inovatif yang bertujuan mengurangi birokrasi dan meningkatkan kepatuhan. Sangat penting bagi kita sebagai pemangku kepentingan untuk mendukung perubahan ini, karena mereka menjanjikan terciptanya lingkungan yang lebih kondusif untuk pertumbuhan ekonomi.

Di bidang kepabeanan, Letjen Djaka Budi Utama mengambil alih dari Askolani. Latar belakang militernya mungkin membawa pendekatan disiplin dalam reformasi bea dan cukai, yang penting untuk mengatasi kompleksitas perdagangan dan pengelolaan perbatasan.

Kita menyadari bahwa dalam ekonomi yang semakin terintegrasi secara global saat ini, operasi kepabeanan yang efektif sangat penting untuk melindungi kepentingan nasional sekaligus memfasilitasi perdagangan internasional. Kepemimpinan Djaka bisa memimpin proses yang lebih efisien yang tidak hanya meningkatkan penerimaan negara tetapi juga membangun kepercayaan dan kerja sama di antara para pelaku perdagangan.

Acara pelantikan di Kementerian Keuangan di Jakarta dijadwalkan berlangsung mulai pukul 09:30 WIB dan akan disiarkan langsung, memungkinkan kita menyaksikan transisi penting ini dalam kepemimpinan.

Deni Surjantoro, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi, telah memastikan bahwa acara ini juga akan mencakup pengangkatan pejabat lain yang sedang menjalani rotasi di lingkungan Kementerian, memperkuat sifat komprehensif dari reshuffle kepemimpinan ini.

Seiring kita menantikan visi baru dari para pemimpin ini, sangat penting bagi kita untuk tetap terlibat dan terinformasi. Perubahan dalam administrasi pajak dan reformasi kepabeanan ini bukan sekadar penyesuaian teknis; mereka mewakili perjalanan kolektif kita menuju sistem keuangan yang lebih efisien dan adil.

Mari kita sambut peluang transformasi ini, karena berpotensi membentuk lanskap ekonomi untuk tahun-tahun mendatang.

Continue Reading

Ekonomi

Thanks to Dividends, These Stocks Have Become Targets for Foreigners: Bri-Astra Included

Dividen mendorong investasi asing ke saham seperti BRI dan Astra, tetapi apa yang membuat perusahaan-perusahaan ini menonjol di pasar Indonesia?

investasi asing dalam dividen

Seiring meningkatnya minat investor asing untuk mencari peluang di pasar saham Indonesia, kita melihat adanya fokus yang cukup besar pada perusahaan-perusahaan yang menjanjikan pengembalian dividen yang kuat. Tren ini sangat terlihat pada saham-saham papan atas seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Astra International, yang telah menarik perhatian modal asing.

Para investor tidak hanya mencari saham sembarangan; mereka secara khusus menargetkan saham yang menawarkan distribusi dividen yang menarik dan konsisten.

BRI menonjol dengan pengumuman pembagian dividen besar-besaran sebesar Rp51,74 triliun, yang setara dengan Rp343,40 per saham. Pengembalian yang mengesankan ini jelas meningkatkan daya tariknya bagi investor asing, yang selalu mencari aset yang mampu menghasilkan pendapatan yang andal.

Besarnya pembayaran dividen BRI menunjukkan kesehatan keuangan perusahaan yang solid dan komitmennya untuk mengembalikan nilai kepada para pemegang saham. Saat kita menganalisis pasar, menjadi jelas bahwa dividen yield yang signifikan seperti ini sangat penting dalam mendorong investasi asing ke saham-saham Indonesia.

Astra International adalah contoh utama lain dari saham dividen yang diminati di pasar Indonesia. Kinerja yang konsisten dan sejarah dividen yang kuat menjadikannya bagian penting dalam banyak portofolio investasi asing.

Ketertarikan yang meningkat terhadap Astra bukanlah kebetulan; hal ini mencerminkan tren yang lebih luas di mana investor asing memprioritaskan perusahaan yang mampu memberikan pengembalian yang stabil dan dapat diprediksi. Kombinasi fundamental perusahaan yang kuat dan kebijakan dividen yang menarik menciptakan alasan yang kuat untuk berinvestasi, terutama bagi mereka yang mencari stabilitas dalam portofolio mereka.

Kecenderungan pembayaran dividen secara reguler dari saham-saham Indonesia ini mendorong keterlibatan yang lebih besar dari investor asing. Hal ini menciptakan lingkungan pasar yang lebih dinamis, di mana perusahaan yang mengutamakan pengembalian kepada pemegang saham dihargai dengan masuknya modal yang meningkat.

Saat kita mengamati fenomena ini, menjadi jelas bahwa saham-saham dividen bukan hanya alat keuangan, tetapi juga merupakan alat strategis yang menarik investasi asing, memungkinkan para pihak internasional untuk mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Continue Reading

Berita Trending

Copyright © 2025 The Speed News Indonesia