Transportasi
Kapal tenggelam di Selat Bali, Timsar mengerahkan segala upaya untuk mencari korban
Baru beberapa jam setelah berangkat, sebuah kapal tenggelam di Selat Bali, memicu pencarian mendesak terhadap para korban—apa yang salah?

Seperti yang kita semua tahu, keselamatan pelayaran adalah perhatian yang sangat penting, dan sebuah tragedi baru-baru ini di Selat Bali menegaskan kenyataan ini. Pada tanggal 2 Juli 2025, KM Tunu Pratama Jaya tenggelam tak lama setelah berangkat dari Pelabuhan Ketapang. Kapal tersebut, yang mengangkut 53 penumpang dan 12 awak kapal, bersama dengan 22 kendaraan, dilaporkan tenggelam pada pukul 23:35 WIB, beberapa saat setelah mengirim sinyal distress pada pukul 23:20 WIB. Insiden yang memilukan ini mengingatkan kita akan kerentanan yang ada dalam transportasi laut dan pentingnya kewaspadaan serta kesiapsiagaan.
Investigasi awal menunjukkan bahwa kebocoran di ruang mesin mungkin menjadi penyebab utama bencana ini. Sangat mengkhawatirkan memikirkan bahwa sesuatu yang sekecil kegagalan mesin bisa menyebabkan hasil yang begitu menghancurkan. Tenggelamnya KM Tunu Pratama Jaya menyoroti pentingnya protokol perawatan dan pemeriksaan yang ketat agar kapal layak berlayar sebelum berangkat.
Kita harus mendorong adanya regulasi yang lebih ketat dan pelatihan yang lebih baik bagi anggota awak kapal untuk meningkatkan keselamatan pelayaran.
Setelah tragedi ini, operasi pencarian langsung dimulai, dengan tim penyelamat melakukan mobilisasi untuk menemukan korban selamat dan mencari orang yang hilang. Hingga 3 Juli 2025, upaya tersebut telah berhasil memastikan adanya empat korban jiwa, namun 38 orang masih belum ditemukan. Setiap jam yang berlalu sangat berat bagi hati keluarga dan kerabat yang menantikan kabar.
Kerja keras tim pencari menunjukkan komitmen untuk menyelamatkan nyawa, meskipun dalam situasi yang sangat suram. Namun, insiden ini juga menimbulkan pertanyaan tentang kondisi keselamatan pelayaran secara keseluruhan di perairan kita. Apakah kita sudah melakukan cukup untuk mencegah kejadian seperti ini?
Fakta bahwa sebuah kapal dapat tenggelam begitu tiba-tiba harus menjadi panggilan bangun bagi kita semua. Kita perlu membangun budaya keselamatan, di mana setiap pemangku kepentingan—mulai dari regulator hingga operator—mengambil tanggung jawab mereka dengan serius. Kita tidak lagi mampu memperlakukan keselamatan pelayaran sebagai hal yang diabaikan; itu harus menjadi prioritas.
Seiring kita melangkah ke depan, mari kita ingat akan kehidupan yang terdampak oleh tragedi ini. Dengan mendukung peningkatan operasi pencarian dan mengadvokasi langkah-langkah keselamatan yang lebih baik, kita dapat menghormati mereka yang telah meninggal dan bekerja menuju masa depan di mana insiden seperti ini menjadi kejadian yang jarang terjadi, bukan kenyataan. Bersama-sama, kita dapat berjuang untuk menciptakan lingkungan pelayaran yang lebih aman untuk semua.